Suara, nyanyian, dan musik sudah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Tanpanya, mungkin hidup ini akan terasa sunyi dan hampa. Ketiga jenis elemen ini kemudian kita kenal dengan istilah audio.

Audio sendiri bisa kita temukan hampir di setiap sisi kehidupan, dimulai yang datang secara alami seperti berbicara dan suara alam, hingga jenis yang dimanipuasi seperti lagu dan background music (BGM) dalam fillm.

Untuk di bagian lagu dan BGM, biasanya diciptakan oleh komposer musik dan musisi, sementara untuk menyatukan segala bentuk suara yang dihasilkan, maka akan dikerjakan oleh audio editor.

Panduan Memilih Jasa Audio Editing Profesional

Secara lengkapnya, editor suara ini mengerjakan segala macam bentuk pekerjaan yang berhubungan dengan suara, yang mana seringkali digunakan dalam produksi TV, musik, dan film demi memberikan kesan dan suasana yang lebih mendalam terhadap adegan yang ditampilkan.

Pekerjaan ini bukanlah aktivitas yang mudah, karena harus mengerti tentang musik, ketukan, dan timing yang pas. Misalnya untuk bagian soundtrack, mereka harus mampu memotong gambar setiap gambar agar bisa disingkronkan dengan elemen suara.

Semua tugas ini melibatkan pekerjaan yang menggunakan trek dialog, rekaman, serta foley analog dan digital.

Jasa audio editing sendiri datang dalam berbagai macam bentuk dan ukuran, serta kualitas yang dihasilkannya pun bermacam-macam.

Bagi kamu yang memiliki projek dengan pengeditan suara, mungkin akan jauh lebih praktis jika diserahkan kepada para ahlinya, karena timing dan ketukan dari musik adalah bagian tersulit yang harus dipotong-potong dan disatukan.

Software yang Digunakan Untuk Audio Editing

Dikarenakan aktivitas pengeditan suara ini memerlukan proses penting seperti mengubah panjang, kecepatan, volume, atau bahkan membuat versi tambahan seperti loop, maka jasa audio editing sendiri pastinya menggunakan software canggih dan mumpuni.

Faktanya, di masa sekarang pengeditan suara ini hampir selalu dilakukan dengan menggunakan komputer.

Dikarenakan kepemilikan komputer ini sudah mulai lazim ada di Indonesia, sehingga membuat kita mampu ikut andil bagian di industri ini, sekalipun itu hanya hobi belaka.

Memilih Jasa Audio Editing Profesional

Memang pada dasarnya pengeditan audio ini haruslah dilakukan oleh mereka yang memiliki pengalaman panjang di industri musik, serta tahu bagaimana cara kerja nada suara dan bar pada audio itu sendiri.

Namun buat kamu yang ingin mulai belajar menjadi seorang audio editor, mungkin menginstal perangkat lunak ini di komputer kamu bisa membantu.

Adapun software-software yang selalu digunakan oleh penyedia jasa audio editing adalah sebagai berikut:

1. Audacity

Kita mulai dari software yang bisa kita gunakan dengan bebas dan gratis. Hanya saja, antarmuka dari audacity cukup menantang dan cenderung digunakan oleh mereka yang sudah mengerti dasar-dasar dari audio editing.

Gratis bukan berarti jelek, soalnya software ini merupakan sumber terbuka (open-source) yang bisa kita gunakan melalui OS Mac, Linux, dan Windows. Selama bertahun-tahun, Audacity telah berkembang cukup besar dan mampu bersaing dengan software besar yang harganya bikin dompet menjerit.

Salah satu plugin terbaik dari Audacity adalah bernama Gsnap (wajib kamu install dan dapatkan), karena memungkinkan kita menambahkan efek autotune ke suara kita.

Dengan editor ini, kita juga dapat mengedit file yang sudah direkam sebelumnya, menangkap suara baru, menambahkan efek, dan streaming podcast.

2. Ocenaudio

Jika kamu merasa antarmua Audacity agak sedikit membingungkan, maka kamu bisa mulai belajar dari Ocenaudio, karena masih bisa kita download dan install secara gratis. Platform sumber terbuka ini sangat kompatibel dengan OS Windows, Apple, dan Linux.

Dibandingkan dengan editor suara lainnya, Ocenaudio lebih menonjol berkat kemampuannya dalam melihat “pratinjau efek” secara real time. Hasilnya, saat kita mengubah efek seperti reverb di Ocenaudio, maka kita akan langsung mendengar perbedaannya.

Uniknya, Ocenaudio dapat bekeja dengan file yang dihosting di server cloud, serta disimpan di PC lokal kita.

Jika kamu ingin menggunakan software ini untuk mengedit audio, maka tips terbaik adalah mengingat keyboard shortcut yang akan mempercepat pekerjaan sehingga menjadi jauh lebih efisien.

3. Ashampoo Music Studio 2019

Ashampoo Music Studio 2019 merupakan editor khusus yang dibuat untuk Windows. Antarmuka pengeditan file audio alat ini sangat mudah untuk digunakan, lengkap dengan jendela pratinjau yang dimilikinya.

Sayangnya, Ashampoo tidak menawarkan dukungan multi-track, sehingga editor suara ini merupakan jenis yang paling cocok untuk mengatur ulang klip audio yang tidak rumit.

Namun secara garis besarnya, ada banyak hal yang bisa kita lakukan dengan software sederhana yang satu ini, termasuk mendesain label CD, mengedit tag metadata file, mengonversi antara format audio yang berbeda, dan menyalin atau mem -burning  CD.

4. Audiotool

Untuk belajar, tentunya akan lebih baik jika menggunakan software yang gratisan, sehingga Audiotool juga masuk ke dalam jajaran software editor suara yang kami rekomendasikan. Asyiknya, software ini memungkinkan kita untuk membuat dan menerbitkan trek musik.

Tidak seperti perangkat lunak kebanyakan, Audiotool sebenarnya merupakan platform dalam browser sehingga kita tak perlu menginstall-nya terlebih dahulu di PC untuk menggunakannya. Kita dapat memodifikasi trek dan menambahkan filter dari 14 pilihan efek yang berbeda.

5. Acoustica 6

Editor suara gratis yang luar biasa lainnya dengan fitur sebanding dengan Audacity adalah Acoustica, yang diproduksi oleh Acon Digital. Faktanya, banyak penyedia jasa audio editing yang belajar cara mengedit suara menggunakan software ini.

Acoustica sebenarnya merupakan produk berlangganan premium, dan tidak ada versi gratisan dari rilisan terbaru (Acoustica 7). Namun, kita masih bisa mengakses versi 6 secara gratis di website resminya sebelum benar-benar membelinya (jika cocok).

2 Jenis Audio Editing

Selanjutnya, jika kamu sudah mulai terbiasa menggunakan software-software di atas, maka bisa beralih ke jenis yang jauh lebih profesional. Jasa editing audio sendiri selalu menggunakan software yang memiliki fitur terbaik yang mereka gunakan.

Fitur tersebut haruslah mendukung 2 tekhnik dengan sangat hati-hati, mudah digunakan, serta hasilnya yang memukau. 2 tekhnik tersebut diantaranya adalah non-destructive, dan destructive.

Adapuan software-software super profesional yang selalu digunakan oleh penyedia jasa audio editing diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Adobe Audition, merupakan salah satu bagian dari produk perangkat lunak Cretive Suite miliknya Adobe.
  • Logic Pro X, perangkat lunak pengeditan suara kelas profesional dari Apple.
  • Ableton Live, umumnya digunakan untuk menulis, merekam, dan menampilkan musik.
  • FL Studio, memiliki semua yang kita butuhkan termasuk menyusun, mengatur, merekam, mengedit, mencampur, dan menguasai musik berkualitas profesional. Bahkan, FL Studio kini sudah menjadi salah satu DAW (digital audio workstation) yang paling terkenal di seluruh dunia dan digunakan oleh seniman teratas.

Keempat software di atas hanyalah contoh, karena masih banyak perangkat lunak yang bisa kamu coba dan rasakan manfaatnya. Intinya, software tersebut bisa mendukung kinerja kamu dalam melakukan 2 tipe dalam audio editing.

Software Yang Digunakan Untuk Audio Editing

Lantas, seperti apa sih kedua tekhnik tersebut? Buat kamu yang belum tahu, kita bahas di sini secara lebih terperinci.

1. Audio Editing Non-Destructive

Tekhnik ini bisa dibilang cukup sederhana karena tidak ada elemen suara yang diubah atau dimanipulasi. Bahkan di beberapa situasi tertentu, kita hanya tinggal memasukkan audio tersebut tanpa adanya pemotongan atau menambahkan efek sama sekali.

Contoh dari software bertipe non-destructive adalah Pro Tools. Saat kita menggunakan software yang satu ini, maka file asli kita tak akan diubah secara permanen selama kita melakukan editing.

Kita bisa tetap mengakses ke file audio asli bahkan setelah pemangkasan, pemudaran, atau pemotongan di bagian tertentu.

2. Audio Editing Destructive

Ini adalah kebalikan dari non-destructive, yang mana kita akan melakukan berbagai macam perubahan terhadap file audio asli, terutama saat kita ingin menambahkan efek suara atau menggunakan autotune.

Contoh dari software destructive adalah Audacity. Dengan begitu, jika kita menghapus atau mengedit sesuatu pada file ini, maka kita tidak akan pernah bisa memulihkan file asli yang telah diubah tersebut.

Makanya, pastikan kamu membuat salinannya terlebih dahulu sebelum melakukan proses apapun. Dengan begitu, kita akan terhindar dari kesalahan klasik nan fatal yang seringkali dilakukan oleh para editor suara pemula, yaitu kehilangan file asli.

Para penyedia jasa editing audio pun tentunya sudah tahu mengenai software mana yang cenderung memberikan resiko tersebut, sehingga pastinya mereka telah membuat salinan sebelum bekerja.

7 Tekhnik Audio Editing

Jika kamu memutuskan untuk menggunakan jasa audio editing tertentu, pastikan mereka sudah menguasai 7 tekhnik yang akan kami share di bawah ini.

Cara untuk mengetahuinya adalah dengan mencoba jasa mereka terlebih dahulu, dan beri request pekerjaan yang memasukkan ketujuh tekhnik tersebut.

Jika misalnya penyedia jasa tersebut mampu melakukannya, maka pastikan kamu untuk tidak melepaskannya, karena mereka bisa disebut sebagai audio editor profesional dengan skill yang mumpuni.

7 Tekhnik Audio Editing

Semakin halus dan cepat hasil kerja mereka, maka akan semakin bagus. Dan berikut adalah 7 tekhnik audio editing yang wajib dimiliki oleh para penyedia jasa editing audio.

1. Amplifikasi

Amplifikasi hanyalah sebuah tekhnik yang meningkatkan atau mengurangi volume di seluruh klip. Satuan dari besaran suara sendiri disebut sebagai DB.

Katakanlah suara yang direkam berada pada kisaran -40dB, maka mungkin cenderung sulit didengar oleh orang normal.

Maka dari itulah, kita bisa meningkatkan suara tersebut dari -40dB menjadi 0dB (volume normal), atau bahkan dinaikan menjadi +40dB.

Tapi perlu hati-hati, karena semakin besar volume dB, maka akan merusak audio itu sendiri. Pada kebanyakan kasus, noise yang tidak terdapat di 0dB mungkin akan terdengar jelas di +40dB. Jika terlalu besar, mungkin suara file audio tersebut pun akan pecah.

2. Kompresi

Tekhnik kompresi ini memuat tekhnik amplifikasi, hanya saja jauh lebih rumit karena melibatkan lebih dari satu file audio.

Misalnya, untuk pembuatan lagu yang umumnya melakukan rekaman secara terpisah (drum, gitar, bass, vocal, dan lain sebagainya), maka vocal biasanya memiliki volume yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan alat musik lainnya.

Begitupun dengan BGM dari sebuah film, maka suara obrolan dari para karater atau pemainnya harus jauh lebih terdengar jelas daripada suara musik yang dimainkan. Inilah tekhnik Kompresi! Penyedia jasa audio editing profesional pasti sudah sering bermain-main dengan bagian ini.

3. Limiting

Limiting ini digunakan untuk membatasi volume klip audio berdasarkan nilai input. Seperti yang sudah dijelaskan, semakin besar volume dB yang dinaikan, maka kemunculan noise pun akan semakin tinggi, atau bahkan file suara menjadi pecah.

Makanya, kita harus menggunakan tekhnik limiting yang berfungsi sebagai pembatas agar mampu menghilangkan distorsi.

Tekhnik audio editing ini biasanya digunakan oleh para penyedia jasa dalam proses mastering. Limiting dimaksudkan untuk memaksimalkan volume tanpa mendistorsi klip audio.

Intinya, limiting ini akan sangat membantu sekali pada saat proses terakhir dalam projek pengeditan audio atau mastering. Untungnya, limiting ini bisa kita temukan di semua software audio editor.

4. Panning

Ini adalah tekhnik pengeditan audio yang jelas dimana dua saluran spektrum suara (kanan dan kiri) dipindahkan. Jadi jika kamu mendengarkan musik tertentu, maka suara kiri dan kanan cenderung berbeda, tetapi saat didengarkan bersama, maka akan membentuk harmonisasi yang khas.

Misalnya dalam musik, ada suara lead guitar dan rhytm. Biasanya lead guitar bisa didengarkan di dua sisi, namun untuk rhytm hanya bermain di satu sisi saja. Begitupun dengan lead vocal dan backing vocal.

Hanya kelemahan dari panning ini cenderung tidak bisa dirasakan pada speaker tunggal. Mungkin panning ini akan jauh lebih terasa jika kita menggunakan headphone atau earphone yang kedua sisinya bekerja dengan baik.

5. Equalization

Equalization atau ekualisasi merupakan tekhnik audio dimana rentang frekuensi audio antara 20-20.000 Hz dimodifikasi untuk mencapai suara tertentu dalam klip audio. Efek ini biasanya akan mudah dilihat pada pemutar media di PC.

Jasa Audio Editing Profesional

Tekhnik ini sebagian besar digunakan oleh para profesional tekhnik audio untuk mencapai suara tertentu dengan memotong frekuensinya. Jadi jika jasa audio editing yang kamu pilih mampu melakukannya dengan cepat, maka bisa kita nilai bahwa mereka memang jempolan.

Misalnya dalam ketukan drum, kita sebenarnya tidak memerlukan suara berfrekuensi tinggi. Jika frekuensinya dibiarkan, maka akan mengganggu keseluruhan kilp. Gangguan ini kemudian akan menekan elemen lain dari lagu tersebut.

6. Normalisasi

Normalisasi digunakan ketika suara memiliki ruang yang cukup besar di bawah tanda 0dB. Tekhnik ini hampir sama seperti amplifikasi di atas, tetapi disertai dengan adanya perubahan bertahan berdasarkan volume puncak yang ditemukan di seluruh klip audio.

Singkatnya, jika kita tidak yakin tentang cara memperkuat volume trek atau klip audio, maka tekhnik normalisasi inilah yang harus dikuasai dan dilakukan.

Tekhnik ini hampir diabaikan oleh para profesional audio editing karena sistem dalam perangkat lunak pengeditan audio memang sudah mampu menangani hal ini secara otomatis. Tapi jika ada orang yang mampu melakukannya secara manual, maka patut diacungi jempol.

7. Pencitraan Stereo

Dulu, rekaman audio hanyalah berbentuk mono, kemudian stereo menyusul. Artinya, suara dan klip audio tersebut yang asalnya mono, maka harus dioptimalkan untuk memenuhi standar stereo tersebut.

Disinlah tekhnik yang disebut sebagai ”pencitraan stereo” berperan. Secara teoritisnya, suara mono ada di 90 derajat. Berbeda dengan stereo yang memiliki saluran kiri dan kanan dengan spektrum 180 derajat. Nah, suara dari klip audio mono ini harus menyebar ke seluruh saluran kiri dan kanan!

Memang kita bisa menemukan plugin pencitraan stereo pada software masa kini, hanya saja belum tentu semua orang tahu cara menggunakannya.

Ini tentunya bisa menjadi kesempatan kita untuk menilai penyedia jasa audio editing, apakah mereka benar-benar mampu melakukannya atau tidak.