Salah satu tingkat kesuksesan dari sebuah perusahaan adalah ketika mampu melakukan branding dan brand awareness kepada khalayak umum, sehingga ketika audiens memikirkan suatu produk tertentu, maka mereka akan mengingat nama perusahaan atau merk yang kita buat.
Sebaliknya, jika mereka mendengar nama merk atau perusahaan kita, mereka pun akan langsung teringat dengan jenis produk yang kita jual.
Banyak perusahaan besar yang mencoba menggapai tahapan tersebut dengan berbagai macam cara, salah satunya adalah iklan TV dengan budget hingga ratusan juta rupiah yang dikeluarkan setiap harinya.
Nah, tapi ada satu elemen penting yang tak boleh dilewatkan dan harus dilakukan sebelum melakukan aktivitas ngiklan tersebut, yaitu memiliki logo untuk merk dari produk yang tengah kita jual.
Panduan Memilih Jasa Logo Premium Profesional
jasa desain grafis sendiri ada dimana-mana, dan hampir bisa ditemui di setiap sudut jalanan kota-kota besar seperti Jakarta. Tapi mendapatkannya yang benar-benar bagus itu lain soal! Ini karena pembuatan grafis melibatkan kreativitas dan ide cemerlang, serta bagaimana pengaplikasiannya bisa menyentuh psikologi calon pelanggan.
Premium logo tersebut haruslah terlihat sangat khas, sesuai dengan produk, grafisnya enak dipandang, memiliki bentuk sederhana, dan mewakili pesan yang ingin disampaikan.
Sebuah konsep atau makna tertentu biasanya berada di balik logo yang sederhana namun efektif di saat yang bersamaan. Jadi jika bisa, pilih jasa desain premium yang benar-benar ahli di bidangnya.
Sekali lagi, desain yang dirancang baik dapat mewakili identitas unik dari perusahaan atau produk yang tengah kita jual. Semua itu bisa disampaikan melalui warna, font, dan lekukan gambar.
Semakin unik dan khas logo yang kita miliki, maka akan semakin mudah diingat oleh khalayak umum. Tak jarang logo sendiri bisa melawan pesaing dan bahkan memonopoli pasaran.
Tentunya mereka pun tak sembarangan saat membuatnya. Setidaknya, orang-orang yang sukses dalam mendesain premium logo itu memikirkan 4 hal saat perancangan berlangsung. Agar bisa kamu tiru, berikut adalah daftar lengkapnya.
1. Buat Sesederhana Mungkin
Semakin sederhana sebuah logo, maka akan semakin diingat dan masuk ke dalam ingatan calon pelanggan. Misalnya, coba bayangkan logo sepatu “Nike”, minuman “coca cola”, atau mobil “mitsubishi”.
Bagaimana? Terbayang ga logo dari merk-merk tersebut?
Jika iya, maka berarti mereka mampu melakukan brand awareness secara efektif. Dan jika dilihat, logo mereka cenderung nampak sangat sederhana. Tak banyak elemen-elemen yang ditambahkan, serta nampak mudah saat digambar dengan tangan kosong.
Kesederhanaan dapat membuat desain logo berkesan dan mudah dikenali. Jika pelanggan kamu dapat menebak produk atau layanan yang kamu jual hanya dengan sekai lihat, maka logo tersebut sudah termasuk ke dalam jenis yang sederhana tetapi jitu untuk tetap menempel di hati.
2. Pemilihan Warna
Meskipun nampak sederhana, tetapi logo bisa terlihat begitu menarik berkat bantuan jenis tulisan dan warna.
Bahkan saat ini sudah ada beberapa jenis warna yang dikuasai oleh merk tertentu. Misalnya, warna biru oleh Facebook, merah oleh Youtube, hijau oleh Twitter, dan lain sebagainya.
Jadi saat kita memikirkan Facebook, Youtube, dan Twitter, maka secara otomatis muncullah warna biru, merah, dan hijau di benak kita.
Pemilihan warna ini juga haruslah kamu pikirkan dengan sangat matang. Mungkin saja Facebook tidak akan terkenal jika mereka tidak menggunakan warna biru.
Dengan begitu, pemilihan warna pun akan menentukan bisnis dan produk kita hingga ke masa depan.
3. Penuh Makna
Kamu boleh curhat berbagai macam hal tentang produk kepada para calon pelanggan, tetapi dalam bentuk gambar logo.
Ringkas semua cerita tersebut dan jadikan sebuah gambar yang sangat sederhana, serta mudah dicerna oleh masyarakat umum.
Pesan tersebut akan tersemat dalam bentuk gambar, lekukan, jenis huruf, besar kecilnya huruf, hingga warna itu sendiri.
Misalnya, arti warna secara umum adalah seperti ini:
- Merah untuk gairah.
- Merah muda untuk cinta dan romantisme
- Oranye untuk energi, kebahagiaan, dan vitalitas.
- Kuning untuk kebahagiaan dan harapan.
- Hijau untuk awal baru, keberlimpahan, dan alam.
- Biru untuk perasaan tenang dan tanggung jawab.
Masih banyak arti warna yang bisa kamu pelajari, serta masukkan ke dalam logo sebagai ungkapan dari produk itu sendiri yang mewakili isi hati kamu kepada konsumen.
4. Budget
Tak perlu dielakkan pula bahwa menyewa penyedia jasa logo premium harus menyiapkan budget tertentu.
Memang banyak yang membanting harga, tapi jangan lupa bahwa harga sejalan dengan hasilnya.
Kamu tak mau kan logo tersebut dikerjakan oleh orang yang baru belajar beberapa minggu atau bahkan beberapa hari yang lalu?
Penyedia jasa desain premium biasanya sudah berkutat di dalam desain grafis selama bertahun-tahun. Jika bisa, mintalah contoh logo yang telah mereka buat sebelum kamu meminta tolong kepada mereka untuk dibuatkan.
5. Buat Logo Kita Menjadi Unik
Sebelum kita membuat logo, ada satu tahapan lagi yang wajib kamu pikirkan secara matang, yaitu “keunikan” atau “khas”.
Keunikan ini nantinya akan menjadi ciri khas dari perusahaan kita dan tidak dianggap sebagai plagiat.
Agar bisa mencapai tujuan tersebut, kamu jangan pernah memikirkan atau bahkan mencuri ide-ide produk yang sudah terkenal. Misalnya, hindari penggunaan ikon centang karena sudah diingat orang sebagai logonya milik Nike. Hindari pula penggunaan gambar apel karena orang sudah mengingatnya sebagai produk apple.
Sebaliknya, kita harus membuat desain yang belum banyak orang pikirkan, sehingga nantinya premium logo kita begitu unik dan mampu stand out diantara para pesaing.
Untuk lebih mudahnya, ada beberapa tips yang bisa kamu lakukan!
6. Buat Sesederhana Mungkin
Dikarenakan bagian ini begitu penting, maka kami kutip kembali: “buat logo kamu sesimple mungkin!”.
Menggunakan terlalu banyak jenis font atau warna dalam desain logo hanya akan membuat konsumen kita kebingungan dan sulit untuk diingat. Fatalnya, kita akan mengalami kegagalan dalam mengkomunikasikan dan penyampaian pesan.
Sebaliknya, tampilan sederhana dapat menjadi ciri bahwa perusahaan kita sangatlah berkesan rapi dan teratur. Jangan terburu-buru dalam memilih font atau bentuk. Luangkan waktu untuk bereksperimen.
Jika bisa, libatkan beberapa ahli di perusahaan kamu, atau bekerja samalah dengan penyedia jasa logo premium.
Selalu temukan font yang cocok untuk bisnis dan produk kamu, dan hindarilah jenis yang tak umum digunakan atau sulit untuk dibaca.
Terkadang, kesederhanaan bisa mengalahkan kemewahan. Bahkan merk-merk yang begitu sederhana bisa mendatangkan kemewahan karena membuat konsumen berbondong-bondong membeli dan mendatangkan cuan yang tak ada habisnya.
Jika logo produk kamu saat ini begitu carut-marut, maka segera ganti dengan yang baru!
7. Hindari Penggunaan Special Effect yang Berlebihan
Buat kamu yang belum tahu apa itu special effect, contoh sederhananya bisa kita lihat di Photoshop. Coba buka software tersebut dan lihat di bagian layer, kemudian pilih layer style.
Di sana ada pilihan bevel & emboss, stroke, inner shadow, inner glow, satin, gradient overlay, dan lain sebagainya.
Efek-efek tersebut akan memberikan berbagai macam gaya tambahan terhadap gambar kita. Sayangnya, jika kebanyakan maka akan membuat calon konsumen kita kebingungan.
Bahkan masih banyak special effect lainnya yang jauh lebih rumit dan canggih. Tapi fitur tersebut sebenarnya tidak dikhususkan untuk logo, karena dikhawatirkan akan memberikan hasil yang negatif.
8. Berpikir Di Luar Kotak
Atau berpikir di luar kebiasaan dari kebanyakan orang. Ini tentunya menuntut kreativitas kita dalam menyusun dan mendesain setiap coretan yang ingin kita buat.
Beberapa perusahaan terkenal saja menghabiskan waktu berbulan-bulan dan dana hingga jutaan dolar untuk menyewa berbagai macam ahli, agar logo tersebut bisa begitu efektif dalam memberikan pesan kepada audiens.
Biarkan kreativitas kamu dan orang-orang perusahaan mengalir saat mendesain logo. Kumpulkan semua konsep yang telah dibuat, kemudian nilai mana yang paling menonjol, unik, dan menyampaikan isi pesan secara keseluruhan.
Logo sendiri memiliki resiko dan mampu mempengaruhi bisnis kita, karena mewakili segala macam bentuk dari produk yang tengah ingin kita jual.
9. Hindari Penggunaan Banyak Warna
Sebuah logo yang memiliki terlalu banyak warna akan terlihat tidak begitu profesional. Para desainer dan penyedia jasa logo premium profesional dan berpengalaman pasti tahu akan poin yang satu ini.
Jangan pernah memberikan lebih dari 4 warna ke dalam logo. Malah semakin sedikit maka akan semakin baik. Banyak kok produk terkenal yang hanya menyertakan 1 warna saja.
Inti dari logo itu adalah bentuknya, dan bukan warnanya. Karena warna hanya digunakan sebagai pelengkap saja, sebagai pesan yang mewakili perasaan merk kepada konsumen.
Untuk bagian ini, tidak boleh kamu tawar-tawar lagi ya!
10. Perhatikan Jenis Font
Font itu adalah jenis bentuk tulisan, dan tidak boleh menggunakan lebih dari 2 font yang berbeda. Satu saja sebenarnya sudah cukup, akan tetapi jika situasinya tidak mendukung, maka 2 sudah termasuk maksimal.
Akan lebih baik lagi jika font yang kamu tuliskan tidak dimiliki oleh orang lain. Tentunya font ini bisa dibuat oleh diri kita sendiri, dengan bantuan dari penyedia jasa logo premium. Bahkan gaya tulisan kita saja bisa dimasukkan dengan cara-cara tertentu.
Memang terlihat sangat merepotkan, akan tetapi tak ada salahnya dilakukan demi keberlangsungan dan kesuksesan bisnis kita dalam jangka panjang.
Logo adalah sesuatu yang pertama kali dilihat oleh audiens, dan jenis yang mampu diingat oleh mereka. Jadi, pastikan kamu membuatnya secara serius agar hasilnya pun tidak setengah-setengah.
Jenis Logo dan Cara Menggunakannya
Dari pembuatan, sekarang kita lihat ke dalam jenis dan cara menggunakannya. Tak perlu dipungkiri bahwa logo bisa kamu gunakan untuk berbagai macam tujuan, sehingga bentuknya harus disesuaikan dengan kegunaannya tersebut.
Jadi sebelum kamu buru-buru meminta jasa logo premium untuk membuatkannya, kamu harus menentukan dulu “logo tersebut mau digunakan untuk apa?”.
Dengan begitu, bentuknya bisa digunakan secara efektif dan efisien.
Menurut kategori dan penggunaannya, logo bisa kita bagi ke dalam 5 jenis berbeda, yaitu wordmarks, lettermarks, brandmarks, combination marks dan emblems.
Bingung? Mari kita bahas satu per satu!
1. Logo Wordmark
Bisa dibilang logo ini paling sederhana, karena berisikan nama perusahaan atau produk dalam bentuk tulisan saja, tetapi harus tetap dilengkapi dengan warna dan pemilihan font yang sesuai.
Bahkan wordmark bisa diambil dan didasarkan pada tulisan tangan kita, tanda tangan, font khusus, atau font yang memang sudah ada dan terinstal di komputer kita.
Beberapa contoh merk dengan logo wordmark yang terkenal adalah Coca Cola, Disney, Sony, Visa, Google, Facebook, Yahoo, dan lain sebagainya.
Untuk merk-merk besar seperti itu, kesederhanaan logo tersebut saja sudah mampu menyampaikan rasa percaya diri, sejarah, pesan, dan stabilitas yang dimilikinya.
2. Logo Lettermark
Hampir sama dengan wordmark, hanya saja lettermark lebih menggunakan singkatan, dan bukan nama panjang dari sebuah perusahaan. Dengan begitu, produk atau nama perusahaan kita akan lebih mudah untuk diingat.
Contohnya adalah CNN (cable news network), NASA (national aeronautics and space administration), P&G (procter & gamble), EA (electronic arts), PS (playstation), dan lain sebagainya.
Tetapi lettermark ini haruslah memiliki tampilan yang unik serta menonjol, agar pesan dan tujuan kita tersampaikan. Bukti nyatanya adalah beberapa merk yang telah disebutkan di atas.
Semua merk tersebut memiliki lettermark yang beragam tapi tetap mengusung kesederhanaan. Hasilnya, kita sebagai masyarakat umum mampu mengingatnya dengan cepat dan jelas.
3. Logo Brandmark
Dikenal pula dengan ikon dan gambar, logo ini hanya mengandung simbol saja tanpa adanya embel-embel tulisan.
Beberapa contoh yang terkenal diantaranya Apple, Nike, McDonalds, Olimpiade, dan lain sebagainya.
Terlihat memang nampak tidak efektif, tetapi sebenarnya brandmark bisa menjadi cara yang begitu bagus bagi audiens untuk membentuk hubungan psikologis dengan merk kita, karena otak akan jauh lebih merespon terhadap gambar secara lebih naluriah dan tingkatan yang lebih dalam.
Prinsip nyatanya bisa dilihat pada logo-logo medsos seperti logo burung pada Twitter, kamera pada Instagram, dan hantu lucu pada Snapchat.
Keberhasilan merk dagang atau produk sangatlah bergantung pada audiens yang mengetahui apa arti dari simbol tersebut, dan brandmark membantu kita mencapai tujuan tersebut.
4. Combination Mark
Mungkin jenis logo ini yang sering kita inginkan, yaitu perpaduan antara brandmark dengan wordmark atau lettermark.
Singkatnya, combination mark ini merupakan perpaduan antara gambar dan tulisan, entah itu tulisannya berbentuk nama perusahaan secara lengkap (wordmark) atau hanya inisial saja (lettermark).
Beberapa contoh terkenal dari combination mark ini diantaranya Adidas, Pizza Hut, Microsoft, Adobe, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Kombinasi ini tentunya dapat menyampaikan ide visual tentang segala macam pesan yang ingin kita berikan, sekaligus memperjelas nama perusahaan kita kepada khalayak umum.
Jadi jenis logo combination mark ini haruslah digunakan oleh produk yang masih belum terkenal dan membutuhkan perhatian lebih dari para audiens.
5. Logo Emblem
Hampir mirip seperti combination mark, emblem juga mengkombinasikan antara gambar dan tulisan, hanya saja tulisan tersebut terlihat lebih menyatu dengan gambar yang dibuat.
Misalnya ada mobil Ford, Starbucks, Harley-Davidson, MasterCard, Burger King, BMW, Indomie, Mie Sedap, ABC, dan lain sebagainya.
Sayangnya, emblem ini cenderung kurang begitu fleksibel jika dibandingkan dengan combination mark, karena elemennya tidak bisa dipisahkan.
Lain lagi dengan combination mark, kita nanti bisa mengambil logonya saja untuk dijadikan brandmark, dan mengambil tulisannya saja untuk dijadikan sebagai lettermark atau wordmark.
Jadi, jika misalnya perusahaan kamu baru saja dimulai, maka disarankan untuk menggunakan combination mark saja. Mintalah kepada penyedia jasa logo premium untuk membuatkannya. Atau kamu berikan saja sketsanya, biarkan mereka mengubahnya menjadi bentuk soft file.