Jika anda mencari daerah mana yang memiliki peranan penting di jawa tengah dan sekitarnya, pasti tidak akan jauh-jauh dari Semarang, Solo, atau bahkan Daerah Istimewa Yogyakarta. Padahal ada daerah lain yang memiliki peranan penting sejak zaman kerajaan Pajang hingga saat ini. Daerah itu adalah Blora. Hal itu tergambar jelas di logo kabupaten blora.
Sejarah Kabupaten Blora
Blora merupakan salah satu wilayah yang masuk ke dalam regional provinsi jawa tengah, namun letaknya paling timur yang berbatasan langsung dengan provinsi jawa timur. Luas kabupaten ini adalah 1820.59 km2. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, Blora memiliki riwayat sejarah yang panjang sejak dahulu kala dan memiliki peranan yang penting sebagai salah satu penghasil kayu jati terbesar di Jawa.
Untuk asal usul nama blora sendiri terdiri dari dua suku kata yaitu Wai dan Lorah. Wai memiliki arti air dan lorah memiliki arti tanah yang rendah atau bisa juga diartikan sebagai jurang.
Digabungkan menjadi Wailorah, yang memiliki arti tanah rendah berair. Ini juga sesuai dengan cerita rakyat yang berkembang yang menyebut Blora sebagai Belor yang memiliki arti lumpur.
Namun karena masyarakat jawa sering terjadi salah pengucapan antara W dan B, maka jadilah Bailorah yang pada akhirnya karena masyarakat kita senang sekali menyingkat-nyingkat sesuatu maka seringlah disebut sebagai Blora hingga saat ini.
Blora memiliki sejarah panjang sejak zaman kerajaan islam di jawa. Blora sudah jadi bagian dari kerajaan demak yang saat itu dipimpin oleh Raja Arya Penangsang dan dimasukkan sebagai bagian dari kadipaten Jipang.
Setelah Kerajaan Demak berpindah pusat kekuasaannya ke daerah Pajang sehingga lebih dikenal sebagai kerajaan pajang, Blora masuk menjadi bagian dari wilayah kerajaan pajang yang langsung berada dalam kekuasaan Sultan Hadiwijaya.
Setelah tampuk kekuasaan di jawa pindah ke tangan kerajaan mataram islam, wilayah blora masuk jadi salah satu wilayah kekuasaan mereka yang masuk ke dalam daerah Bang Wetan yang berada di bawah kekuasaan Sultan Ageng Tirtayasa.
Pada tahun 1749 Pangeran Mangkubumi melakukan pemberontakan terhadap kerajaan mataram islam dan bola pun masuk ke dalam salah satu wilayah yang dikuasainya. Setelah terjalinnya perjanjian Giyanti yang membuat mataram islam pecah, Blora masuk jadi bagian dari kasunanan Surakarta.
Logo Kabupaten Blora
Kabupaten Blora memiliki logo yang terdiri dari komposisi Cupu manik, gunung kembar, pohon enam batang yang berwarna hijau dan berpadu dengan menara minyak putih, Trisula, sungai, Lingkaran kuning emas, bintang sudut lima yang juga berwarna emas, padi, kapas, kala makara, dan sasanti lokal.
File Name : Logo Kabupaten Blora ifoxsoftcom
Size : 233 Kb
Format : PNG
Download : [su_button url=”https://docs.google.com/uc?export=download&id=1iA-xiOP3EYL9jPsxmiq9mwLQRootR948″ target=”blank” background=”#f5af1a”]Google Drive[/su_button]
[adinserter block=”1″]
Lambang Kabupaten Blora
Dalam lambang atau logo kabupaten blora, terdapat semacam semboyan lokal atau sering disebut sebagai sasanti yang memiliki bunyi “CACANA JAYA KERTA BUMI”. Sasanti tersebut kurang lebih memiliki arti bahwa Blora merupakan tempat atau arena yang berisi kejayaan, kemakmuran, dan kedamaian yang langgeng atau tak berujung.
Makna lain yang bisa diambil dari bunyi semboyan itu adalah Blora memiliki kekayaan alam yang sangat besar, yang dengan kekayaan itu blora mampu mensejahterakan rakyatnya, jika rakyat tersebut memiliki keinginan untuk bekerja keras.
Oleh Oleh Khas Blora Kusuma Kabupaten Blora Jawa Tengah
Jika berkunjung ke sana, jangan lupa untuk membawa oleh-oleh berikut ini:
-
Barongan
Merupakan souvenir khas blora berupa kesenian topeng, layaknya Reog dari daerah ponorogo.
-
Gembol Jati
Merupakan kerajinan tangan khas Blora yang berupa furnitur atau interior rumah. Anda bisa memberikan request barang apa yang hendak dibuat.
-
Kaos Samin Surosentiko
Merupakan kaos hasil produksi lokal kabupaten Blora yang memiliki ciri khas dan tagline-nya sendiri yaitu “Demen becik seger waras kearifan”. Tulisan tersebut ditambah dengan salinan gambar pahlawan lokal samin yang menjadi penambah ciri khas mereka.
-
Abon Lele
100% terbuat dari daging lele yang rasanya tak kalah enak dari abon sapi.
Itulah logo kabupaten blora, sejarah, dan oleh-oleh khasnya, daerah yang memiliki peran penting dan salah satu produksi kayu jati terbaik Jawa.