subhana rabbiyal adzimi wabihamdih adalah bacaan ketika rukuk subhana rabbiyal a’la wabihamdih artinya Mahasuci Allah yang Maha Tinggi dibaca ketika sujud
Menurut syariat Islam, praktik salat harus sesuai dengan segala petunjuk tata cara Nabi Muhammad sebagai figur pengejawantah perintah Allah. Umat muslim diperintahkan untuk mendirikan salat karena menurut Surah Al-‘Ankabut dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar.
“…dirikanlah salat, sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar, dan sesungguhnya mengingat Allah (salat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain).”
Secara bahasa salat berasal dari bahasa Arab yang memiliki arti, ibadah. Sedangkan, menurut istilah, salat bermakna serangkaian kegiatan ibadah khusus atau tertentu yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam. Di artikel ini kami akan membahas arti bacaan dan arti gerakan dalam shalat.
Dalam banyak hadis, Nabi Muhammad telah memberikan peringatan keras kepada orang yang suka meninggalkan salat wajib, mereka akan dihukumi menjadi kafir dan mereka yang meninggalkan salat maka pada hari kiamat akan disandingkan bersama dengan orang-orang, seperti Qarun, Fir’aun, Haman dan Ubay bin Khalaf.
Salat fardhu ialah salat yang diwajibkan untuk mengerjakannya. Salat fardhu terbagi lagi menjadi dua, yaitu Fardu ain dan Fardu kifayah. Fardu ain adalah kewajiban yang diwajibkan kepada mukalaf langsung berkaitan dengan dirinya dan tidak boleh ditinggalkan ataupun dilaksanakan oleh orang lain, seperti salat lima waktu, dan salat Jumat (fardhu ‘ain untuk pria). Fardu kifayah adalah kewajiban yang diwajibkan kepada mukalaf tidak langsung berkaitan dengan dirinya. Kewajiban itu menjadi sunnah setelah ada sebagian orang yang mengerjakannya. Akan tetapi bila tidak ada orang yang mengerjakannya maka kita wajib mengerjakannya dan menjadi berdosa bila tidak dikerjakan, seperti salat jenazah.
Salat sunah (salat nafilah) adalah salat-salat yang dianjurkan atau disunnahkan akan tetapi tidak diwajibkan. Salat nafilah terbagi lagi menjadi dua, yaitu Nafil muakkad adalah salat sunah yang dianjurkan dengan penekanan yang kuat (hampir mendekati wajib), seperti salat dua hari raya, salat sunah witir dan salat sunah thawaf. Nafil ghairu muakkad adalah salat sunah yang dianjurkan tanpa penekanan yang kuat, seperti salat sunah Rawatib dan salat sunah yang sifatnya insidentil (tergantung waktu dan keadaan, seperti salat kusuf/khusuf hanya dikerjakan ketika terjadi gerhana).
Renungan Kematian Ini Menggetarkan Jiwa
Rasulullah pernah menjelaskan bahwa pada saat sakaratul maut, kita masih bisa melihat orang-orang yang berkunjung menjenguk kita dan melihat siapa saja yang menangis untuk kita. Namun, kita sudah tidak bisa bicara, tidak berdaya, dan tidak dapat bergerak. Bayangkan jika Anda sudah mengalami mati, maka Anda akan melihat orang-orang yang mulai memandikan Anda, seperti anak-anak. Padahal selama ini, kita mandi sendiri. Kita patut bersyukur jika anak-anak kita lah yang memandikan jenazah kita, sedangkan kita sendiri belum pernah mengajarkan mereka hal tersebut. Kemudian, kita akan dikafani, disholati dan digotong menuju pemakaman.
Saat kita sudah berada di liang lahat maka tidak ada satu orang pun bisa mendengarkan suara kita, hanya hewan dan malaikat yang bisa mendengar suara kita. Rasulullah juga memberitahu jika mayit itu adalah orang saleh maka ia berdoa agar dipercepat menuju rumahnya karena ia sudah melihat surga yang menunggunya.
Begitu juga sebaliknya, jika yang dibawa itu adalah mayit yang banyak berbuat korupsi, maksiat, perusak, pembunuh, penyihir, penipu, perampok, syirik, membuka aurot dan lain sebagainya, maka mayit itu mengatakan jika ia ingin berhenti karena ia sudah mendengar suara neraka dan melihatnya. Ia pun takut untuk masuk ke liang lahat karena ia akan masuk ke neraka atas perbuatan mungkar yang dilakukannya selama masih hidup.
Setelah memasuki liang lahat maka tidak ada yang akan menemani kita di lubang sedalam 2 meter itu. Meskipun para keluarga dan teman masih membantu mengeruk, mengadzani dan menutup kembali liang lahat tapi kemudian, mereka akan pergi meninggalkan kita sendirian. Lambat-laun, daging dan tulang belulang kita akan hancur di dalam tanah. Tidak ada yang bisa menyelamatkan kita, bahkan sekaya apapun kita saat masih hidup tidak akan membantu kita karena saat dimakamkan kita tidak membawa apapun kecuali amal ibadah selama masih hidup. Tidak ada harta, tidak ada keluarga, tidak ada teman dan tidak ada apapun kecuali diri kita sendiri dengan kegelapan di liang lahat.
Berdasarkan hal di atas, maka kita tahu bahwa kematian pasti datang pada kita tapi entah kapan hal itu terjadi. Kematian hanyalah rahasia Allah dan tidak ada satu orang pun yang tahu, bahkan malaikat maut maupun Rasulullah. Oleh karena itu, yang bisa kita lakukan hanyalah memperbanyak bekal menuju akhirat. Banyak amalan dan ibadah yang bisa kita lakukan untuk menambah kebaikan dan pahala agar menambah berat timbangan baik kita.
Arti Bacaan dan Arti Gerakan dalam Shalat
Mengetahui arti dari bacaan dan gerakan sholat merupakan salah satu kunci agar dapat menjiwai dan mendapatkan kekhusyukan dalam mendirikan sholat.
Terkadang kita merasa tidak dapat khusyuk dalam sholat, hal ini mungkin disebabkan karena kita hanya membaca bacaan sholat tanpa mengetahui artinya, sehingga kita tidak tahu makna apa yang terkandung di dalam bacaan sholat. Dengan mengetahui artinya, Insya Allah dapat menambah iman kita, menyadari betapa kecil dan hinanya kita di hadapan Allah yang Maha Besar, yang Maha Agung dan Mulia.
Artikel ini akan membahas mengenai arti bacaan dan arti gerakan dalam shalat. Apakah anda sudah hafal bacaan dan gerakan shalat? perhatikan bacaan dan gerakan salat berikut. Ingat, salat itu harus dilakukan dengan khusyuk, tertib, dan tuma’ninah. Selain itu, bacaan dan gerakannya pun harus dilakukan dengan baik.
Berikut doa dan artinya:
1. Niat Shalat
Gerakan yang pertama, yaitu berdiri menghadap kiblat dan mengucapkan niat mengerjakan shalat. Niat shalat disesuaikan menurut salat yang akan dikerjakan. Niat shalat diucapkan di dalam hati.
Berikut adalah contoh niat shalat ashar
Niat Sholat Ashar Sendiri
Lafaz bacaan Niat Sholat Ashar sendiri atau munfarid adalah sebagai berikut:
اُصَلِّى فَرْضَ الْعَصْرِاَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً ِللهِ تَعَالَى
Ushalli fardhol ‘ashri arba’a raka’aatim mustaqbilal qiblati adaa-an lillaahi ta’aala
Artinya : “Aku berniat shalat fardhu ‘Ashar empat raka’at menghadap kiblat karena Allah Ta’ala”
Niat Sholat Ashar Sebagai Imam
اُصَلِّى فَرْضَ الْعَصْرِاَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً اِمَامًا ِللهِ تَعَالَى
Ushalli fardhol ‘ashri arba’a raka’aatim mustaqbilal qiblati adaa-an imaaman lillaahi ta’aala
Artinya :
“Aku berniat shalat fardhu ‘Ashar empat raka’at menghadap kiblat sebagai imam karena Allah Ta’ala”
Niat Sholat Ashar Sebagai Makmum
اُصَلِّى فَرْضَ الْعَصْرِاَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى
Ushalli fardhol ‘ashri arba’a raka’aatim mustaqbilal qiblati adaa-an ma’muuman lillaahi ta’aala
Artinya :
“Aku berniat shalat fardhu ‘Ashar empat raka’at menghadap kiblat sebagai ma’mum karena Allah Ta’ala”
Perlu diingat, bahwa niat berada di dalam hati. Sementara yang disebut di lisan adalah melafadzkan niat.
Hukum melafazkan niat, bid’ah kata Imam Hanafi dan Imam hambali. “Kecuali untuk menolak was-was. Dilafazkan di mulut supaya niat itu tidak bolak-balik,” kata Ustadz Abdul Somad.
2. Takbiratul Ihram
Takbiratul ihram dilakukan dengan mengangkat kedua tangan sejajar pundak atau sejajar dengan telinga sambil mengucapkan “Allahu Akbar = Allah Maha Besar”. Jari-jari tangan dalam keadaan agak dirapatkan, tidak direnggangkan dan tidak terbuka, dan telapak tangan diarahkan menghadap kiblat.
3. Membaca Doa Iftitah
Setelah takbiratul ihram, kedua tangan diletakkan di antara pusat dan dada, dengan tangan kanan di atas punggung tangan kiri. Kemudian membaca doa iftitah. Perhatikan doa iftitah berikut.
Salah satu do’a iftitah adalah : “Allaahu akbar kabiiraa walhamdu lillaahi katsiiraa wasubhaanallaahi bukrataw wa ashiilaa. Innii wajjahtu wajhiya lilladzii fatharassamaawaati wal ardha haniifam muslimaw wa maa ana minal musyrikiin. Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi rabbil’aalamiin. Laa syariikalahu wa bi dzaalika umirtu wa ana minal muslimiin.”
Do’a Iftitah Serta Arti/tejemahan secara keseluruhan do’a :
“Allah Maha Besar lagi Sempurna Kebesaran-Nya, segala puji bagi-Nya dan Maha Suci Allah sepanjang pagi dan sore. Kuhadapkan muka hatiku kepada Dzat yang menciptakan langit dan bumi dengan keadaan lurus dan memberi keselamatan dan aku bukanlah dari golongan kaum musyrikin. Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku semata hanya untuk Allah, Tuhan seru sekalian alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya dan dengan itu aku diperintahkan untuk tidak menyekutukan-Nya. Dan aku dari golongan orang muslimin.”
Allahumma ba’id baini wa baina khatayaya kama ba’adta bainal masyriqi wal maghrib. Allahumma naqqini min khatayaya kama yunaqqas saubul abyadu minad danas. Allahummag silni min khatayaya bil ma’i was salji wal barad.
Artinya :
“Ya Allah, jauhkanlah antara aku dan kesalahanku sebagaimana Engkau telah menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, bersihkanlah aku dari kesalahanku sebagaimana kain putih dibersihkan dari kotoran. Ya Allah, basuhlah kesalahanku dengan air, es, dan embun.
4. Membaca Surah Al-Fatihah
Setelah membaca doa iftitah, kemudian diteruskan membaca Al-Qur‘an surah al-Fatihah.
Setelah membaca surah al-Fatihah dalam rakaat pertama dan kedua, disunahkan membaca surah atau ayat Al-Qur‘an. Sebelum memahami dan mengerti tentang surah atau ayat yang panjang dalam Al-Qur‘an, sebaiknya belajar membaca surah atau ayat yang pendek, seperti surah al-Kafirun, al-Ikhlas, al-Asr, an-Nasr, dan sebagainya.
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin
Arrahmanir rahim
Maliki yaumid din
Iyyaka na‘budu wa iyyaka nasta‘in
Ihdinas shiratal mustaqim
Shiratal lazina an‘amta ‘alaihim, ghairil maghdubi ‘alaihim, waladh-dhallin
Artinya :
“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang
Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam,
Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang,
Pemilik hari pembalasan.
Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.
Tunjukilah kami jalan yang lurus,
(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.”
5. Rukuk
Setelah selesai membaca surah al-Fatihah dan surah atau ayat Al-Qur’an, kemudian mengangkat kedua tangan sejajar telinga sambil membaca Allahu akbar. Kemudian kedua tangan memegang lutut sambil ditekankan hingga antara punggung dan kepala sejajar.
Setelah sempurna rukuknya, lalu membaca tasbih tiga kali. Perhatikan bacaan tasbih berikut ini.
“Subhana rabbiyal ‘azimi wabihamdih 3x = Mahasuci Allah Yang Maha Agung dan Memujilah Aku kepada-Nya”
subhana rabbiyal adzimi wabihamdih adalah bacaan ketika ruku dan dibaca tiga kali.
6. Iktidal
Setelah rukuk, kemudian bangkit tegak dengan mengangkat kedua tangan sejajar telinga sambil membaca bacaan berikut.
“Sami’allahu liman hamidah” = Allah Mendengar orang-orang yang memuji-Nya
Kemudian saat berdiri tegak dilanjutkan membaca doa iktidal, seperti berikut ini.
“Rabbana lakal hamdu mil’us samawati wa mil ‘ulardi wa mil ‘umasyi’ta min syai’in ba’du.” = Wahai Tuhan kami hanya untuk-Mu lah segala puji sepenuh lagit dan Bumi dan sepenuh barang yang Engkau kehendaki sesudahnya.”
رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءُ السَّمَاوَاتِ وَمِلْءُ الْأَرْضِ وَمِلْءُ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ
Rabbana lakal hamdu mil’ us samawati wa mil ‘ulardi wa mil ‘umasyi’ta min syai’in ba’du
artinya :
Rabb kami, bagi-Mu segala puji sepenuh langit dan sepenuh bumi, sepenuh apa yang Engkau kehendaki setelah itu
7. Sujud
Setelah iktidal, diteruskan sujud dengan meletakkan dahi pada tempat sujud sambil membaca doa sujud seperti berikut ini.
“Subhana rabbiyal a‘la wa bihamdih” = Mahasuci Allah yang Maha Tinggi dan Memujilah aku Kepada-Nya
subhana rabbiyal a’la wabihamdih adalah bacaan ketika sujud dan dibaca 3 kali.
8. Duduk di Antara Dua Sujud
Setelah sujud pertama kemudian duduk di antara dua sujud sambil membaca doa sebagai berikut.
“Rabbighfirli warhamni wajburni warfa’ni warzuqni
wahdini wa’afini wa’fu ‘anni” = Ya Tuhanku, Ampunilah aku, kasihanilah aku, cukupkanlah (kekurangan) ku, andkatlah derajatku, beri aku rezeki, beri aku petunjuk, berikanlah aku kesehatan dan maafkanlah kesalahanku”
8. Duduk di Antara Dua Sujud
Setelah sujud pertama kemudian duduk di antara dua sujud sambil membaca doa sebagai berikut.
“Rabbighfirli warhamni wajburni warfa’ni warzuqni wahdini wa’afini wa’fu ‘anni” = Ya Tuhanku, Ampunilah aku, kasihanilah aku, cukupkanlah (kekurangan) ku, andkatlah derajatku, beri aku rezeki, beri aku petunjuk, berikanlah aku kesehatan dan maafkanlah kesalahanku”
ﺭَﺏِ ّﺍِﻏْﻔِﺮْﻟِﻲِِْ ﻭَﺍﺭْﺣَﻤْﻨِﻲْﻭَﺍﺟْﺒُﺮْﻧِﻲْ
ﻭَﺍﺭْﻓَﻌْﻨِﻲْ ﻭَﺍﺭْﺯُﻗْﻨِﻲْ ﻭَﺍﻫْﺪِﻧِﻲْ ﻭَﻋَﺎِﻓِﻨﻲْ ﻭَﺍﻋْﻒُ ﻋَﻨِّﻲْ
Rabbighfirlii warhamnii wajburni warfa’nii warzuqnii wahdinii wa’aafinii wa’fu ‘annii
Artinya :
Ya Tuhanku ! ampunilah aku, kasihanilah aku, cukupkanlah aku, angkatlah derajatku, berilah aku rizki, berilah aku petunjuk, berilah aku kesehatan dan maafkanlah kesalahanku
9. Tasyahhud
Tasyahhud ada dua, yaitu tasyahhud awal dan tasyahhud akhir. Ketika tasyahhud awal, kita harus membaca doa seperti berikut.
“Attahiyyatul mubarakaatus salawatut tayyibatu lillah. Assalamu ‘alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullahi wabarakatuh. Assalamu ‘alaina wa ‘ala ‘ibadillahis salihin. Asyhadu alla ilaha illallah. Wa asyhadu anna muhammadar rasulullah. Allahumma salli ‘ala sayyidina muhammad” artinya : Segala kehormatan, keberkahan, rahmat dan kebaikan adalah milik Allah. semoga keselamatan, rahmat dan berkah-Nya tetap tercurahkan atas-Mu, wahai Nabi. Semoga keselamatan (tetap terlimpahkan) atas kami dan hamba-hamba Allah yang saleh. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Limpahkan rahmat kepada penghulu kami Nabi Muhammad.
Ketika tasyahhud akhir, bacaannya adalah sama dengan bacaan tasyahhud awal, tetapi ditambah dengan bacaan seperti berikut.
“Kama sallaita ‘ala sayyidina ibrahim wa ‘ala ali sayyidina ibrahim. Wa barik ‘ala sayyidina Muhammad wa ‘ala ali sayyidina Muhammad Kama barakta ‘ala sayyidina ibrahim wa ‘ala ali sayyidina ibrahim Fil ‘alamina innaka hamidum majid” Artinya : sebagaimana telah Engkau limpahkan rahmat kepada penghulu kami Nabi Ibrahim dan Keluarganya dan limpahkanlah berlah kepada penghulu kami Nabi Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau limpahkan berkah kepada penghulu kami Nabi Ibrahim dan keluarganya. sesungguhnya di alam semesta ini Engkau maha terpuji lagi maha mulia, wahai Zat yang menggerakkan hati tetapkanlah hatiku pada agama-Mu.
10. Salam
Setelah selesai bacaan tasyahhud akhir, kemudian mengucapkan salam dengan menoleh ke sebelah kanan dan sebelah kiri sambil membaca bacaan salam seperti berikut
“Assalamu ‘alaikum warahmatullahi”
Setelah gerakan salam maka selesailah shalat kita dan sempurnalah Bacaan dan Gerakan dalam Shalat . Setelah shalat kita berdoa dan berzikir kepada Allah.
Demikian pembahasan mengenai arti bacaan dan arti gerakan dalam shalat semoga bermanfaat,