Tata cara sholat jenazah lengkap dari niat hingga salam, jumlah takbir dan bacaannya Usholli ‘ala hadzal mayyiti arba’a takbirotin fardho kifayatin ma’muman lillahi ta’ala.
Kebanyakan jenis sholat biasanya memiliki gerakan-gerakan khas tersendiri dimulai dari takbiratul ihram hingga uluk salam.
Akan tetapi berbeda dengan tata cara sholat jenazah karena pada saat prakteknya tak ada sujud, rukuk, duduk diantara dua sujud, dan takhiyat akhir.
Semuanya dilakukan dengan cara berdiri dimulai dari takbiratul ihram hingga uluk salam. Syarat penting lainnya haruslah menempatkan jenazah di depan area sholat kita – atau lebih tepatnya di depan sang imam.
Dikarenakan susunan gerakan sholatnya berbeda dengan sholat pada umumnya, maka bacaannya pun ikut berubah.
Untuk itulah, silahkan ikuti langkah tata cara sholat jenazah berikut ini ya!
Tata Cara Sholat Jenazah Lengkap
1. Persiapan: Kondisikan Jenazah dan Posisi Sholat
Jadi kita tak serta merta mengucapkan Allahu Akbar untuk takbiratul ihram dan membaca doa sholat, melainkan ada aturannya tersendiri yang harus dipersiapkan sebelumnya.
Pertama, jenazah almarhum haruslah sudah dimandikan dan dikafani sesuai syariat Islam, untuk kemudian diletakkan tepat di depan jamaah.
Jika misalnya almarhum adalah laki-laki, maka sang imam haruslah berdiri sejajar dengan kepala jenazah. Jika almarhumah adalah perempuan, maka imam harus berdiri di tengah jenazah.
Kemudian ikuti anjuran berikut ini secara sempurna:
- Pastikan kamu sudah memiliki wudhu dan menghadap kiblat seperti shalat pada umumnya.
- Tidak ada adzan atau iqamah untuk sholat jenazah. Jemaat haruslah berbaris rapi dan shalat akan dimulai dengan takbir pertama sambil mengucapkan Allahu Akbar.
- Tidak ada sujud atau rukuk dalam doa jenazah, jadi kamu bisa mengurangi celah antara baris pertama, kedua, dan seterusnya (selama bukan masa pandemi).
- Berdiri bahu membahu dan dari kaki ke kaki seperti halnya ditentukan dalam sunnah rasul.
- Sholat Jenazah dilakukan dengan doa bersuara kecil kecuali takbir yang dipimpin oleh sang imam.
Jika sudah tahu syarat dasar dari sholat jenazah, langsung saja praktek yang diawali dengan takbiratul ihram ya!
Niat untuk jenazah laki-laki
اُصَلِّى عَلَى هَذَاالْمَيِّتِ اَرْبَعَ تَكْبِرَاتٍ فَرْضَ كِفَايَةِ اِمَامًا| مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى
Bacaan latin: Usholli ‘ala hadzal mayyiti arba’a takbirotin fardho kifayatin imaman/ma’muman lillahi ta’ala.
Artinya: “Saya niat sholat atas jenazah ini empat kali takbir fardu kifayah, sebagai imam/makmum hanya karena Allah Ta’ala.”
Niat untuk jenazah perempuan
اُصَلِّى عَلَى هَذِهِ الْمَيِّتَةِ اَرْبَعَ تَكْبِرَاتٍ فَرْضَ كِفَايَةِ اِمَامًا| مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى
Bacaan latin: Usholli ‘ala hadzahihil mayyitati arba’a takbirotin fardho kifayatin imaman/ma’muman lillahi ta’ala
Artinya: “Saya niat sholat atas jenazah perempuan ini empat kali takbir fardu kifayah, sebagai imam/makmum hanya karena Allah Ta’ala.”
2. Takbir Pertama: Baca Surah Al-Fatihah
Sholat jenazah hanyalah dilakukan 1 rakaat saja, namun dilengkapi oleh 4 buah takbir dalam rakaat yang sama.
Imam yang memimpin Sholat Jenazah haruslah mengucapkan takbir dengan suara lantang tergantung luas dari mesjid itu sendiri.
Kita tinggal mengikuti gerakan imam saja dengan mengangkat tangan layaknya takbiratul ihram pada sholat wajib dan sunnah lainnya.
Kenapa harus empat takbir?
Tata cara ini tercatat dalam hadits shahih yang dikisahkan oleh Abu Hurairah:
Rasullah SAW memberi tahu kami tentang berita kematian An-Najash pada hari dia meninggal. Dia pergi bersama kami ke area sholat dan kami berbaris dalam barisan, dan dia mengucapkan empat takbir (Allahu Akbar) untuk sholat jenazah.
Setelah melakukan takbiratul ihram pertama, maka dilanjutkan dengan membaca doa untuk berlindung kepada Allah dari Setan yang terkutuk dengan mengucapkan:
a’ūdhu billāhi minash-shaytānir-rajīm
Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk.
Bacaan sholat Jenazah kemudian dilanjutkan pada surah Al-Fatihah. Tak perlu menunggu dari imam, langsung saja baca sendiri-sendiri karena sholat ini dilafalkan dalam suara lirih penuh kepasrahan.
3. Takbir Kedua: Membaca Salam untuk Nabi Muhammad SAW dan Keluarganya
Meskipun sang imam pemimpin sholat tak akan membaca surat Al-Fatihah dengan suara keras, akan tetapi beliau masih akan mengucapkan takbiratul ihram dengan suara lantang.
Jadi sesaat setelah selesai membaca surat Al-Fatihah, cukup ikuti saja imam sambil mengucapkan Allahu Akbar.
Kita memang disunahkan untuk mengangkat tangan setinggi bahu (atau ikuti mazhab masing-masing) di setiap takbir dalam sholat lima waktu.
Di sini juga para ulama mengatakan bahwa lebih baik kita pun melakukan hal sama dalam shalat jenazah.
Misalnya jika kamu mengikuti Mazhab Hanafi, maka biasanya tidak mengangkat tangan setelah takbir pertama.
Namun hal tersebut tak boleh dijadikan keributan, karena masing-masing imam dari Mazhab sudah diakui kesahannya selama ratusan tahun.
Lalu setelah takbir kedua selesai, kemudian dilanjutkan dengan membaca salam untuk nabi Muhammad SAW beserta keluarganya.
Adapun bacannya adalah sebagai berikut:
Allāhumma ṣalli ʿalá Muḥammad wa ʿalá āli Muḥammad, kamā ṣallayta ʿalá Ibrāhīm wa ʿalá āli Ibrāhīm, innaka Ḥamīdun Majīd. Allāhumma bārik ʿalá Muḥammadin wa ʿalá āli Muḥammad, kamā bārakta ʿalá Ibrāhīm, wa ʿalá āli Ibrāhīm, innaka Ḥamīdun Majīd
Ya Allah, kirimkan doa atas Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau kirimkan doa kepada Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau maha terpuji dan maha mulia. Dan limpahkan shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad dan atas keluarganya sebagaimana Engkau limpahkan shalawat kepada Ibramin dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau maha terpuji dan maha mulia.
4. Takbir Ketiga: Permohonan Untuk Almarhum
Setelah selesai membaca shalawat di atas, maka dilanjutkan dengan mengucapkan Takbiratul Ihram ketiga yang juga dipimpin oleh sang imam.
Nah, di takbiratul ketiga ini bisa dibilang menjadi inti dari sholat Jenazah tersebut karena kita memang mengkhususkan doa bagi almarhum/almarhumah.
Doa ini berupa pencarian pengampunan dan belas kasihan untuk jenazah, karena seperti yang kita tahu bahwa manusia tak pernah luput dari dosa – baik yang disengaja maupun tak disengaja.
Nabi Muhammad SAW membuat banyak sekali doa bagi almarhum. Namun khusus buat kamu yang sulit mengingatnya atau tak punya cukup waktu untuk menghafalnya, maka bisa gunakan versi pendeknya yang berbunyi:
Allâhummaghfir lahum
Ya Allah, ampunilah mereka!
Perlu diingat sebelumnya bahwa sholat jenazah masuk ke dalam shoat wajib bersama dan bukan kewajiban individu. Karena itulah, kita diperbolehkan untuk membuat doa dalam bahasa apa pun termasuk surat pendek di atas. Hanya saja jika di luar bahasa arab atau doa yang telah ditentukan dalam Al-Quran, maka ucapkan dalam hati saja.
Karena penekanan utama di sini bukanlah bahasa dari doa kamu tersebut, melainkan “Arti” dari doa itu sendiri karena Allah Maha Mengetahui segala macam bahasa manusia.
Namun khusus buat kamu yang ingin menggunakan doa panjang biar lebih afdol dan lengkap, maka bisa menggunakan dua bacaan di bawah ini:
Atau bisa juga menggunakan bacaan berikut:
Bacaan ini harus kamu pilih salah satunya setelah takbiratul ihram ketiga ya!
5. Takbir Keempat Lalu Salam
Setelah meminta ampunan bagi almarhum, maka imam akan membimbing kita untuk memasukan takbiratul ihram keempat, yang mana menjadi takbir terakhir dengan suara lantang.
Jika misalnya imam diam beberapa waktu sebelum melakukan uluk salam, kamu bisa meminta ampunan dan berdoa untuk almarhum di dalam hati.
Imam juga biasanya akan melanjutkan untuk menutup sholat jenazah setelah jeda singkat karena Nabi Muhammad SAW memang mengatakan untuk mempercepat dan mensegerakan proses penguburan.
Sekalipun tak ada gerakan lain selain berdiri, uluk salam masih dilakukan sama yakni dengan menengokan kepala ke kanan dan ke kiri sambil mengucapkan:
As-salāmu ‘alaykum wa rahmatullāh
Ada pula hadits shahih dalam Ad-Daruqutni dan Al-Hakim yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW hanya melakukan taslim ke kanan satu kali. Itu berarti menengok ke kanan merupakan gerakan wajib, sementara ke kiri bisa menjadi sunnah.
Hal ini karena terdapat pula riwayat lain yang juga menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW melakukan salam ke kanan dan kemudian ke kiri.
Demi menghindari pertikaian karena perbedaan pendapat, akhirnya imam Hanafi menyarankan kita untuk melakukan taslim ke kanan dan ke kiri sesuai anjuran yang telah ditetapkan.
Keduanya tentu dapat diterima dan referensinya pun bisa kita temukan dalam Sunnah.
Gampangnya, ikuti saja gerakan imam – dan jangan dipersoalkan jika sang imam hanya melakukan uluk salam ke kanan saja.
Demikian pembahasan mengenai tata cara sholat jenazah.