Daftar isi konten
TogglePandemi COVID19 yang telah berlangsung 1 tahun terakhir memaksa banyak perubahan di berbagai bidang, termasuk di dunia healthcare atau Kesehatan.
Tingginya penyebaran kasus aktif membuat banyak orang takut untuk keluar rumah, termasuk pasien yang mau berobat ke rumah sakit.
Terutama saat PPKM Darurat seperti sekarang ini, akses pasien untuk pilih tempat berobat, misal pasien dari daerah lain yang mau berobat ke Jakarta atau Surabaya menjadi lebih terbatas apalagi mau berobat ke negara tetangga seperti Malaysia, mereka sendiri bahkan masih lockdown.
Oleh karena itu, institusi seperti rumah sakit membutuhkan terobosan di dunia digital agar tetap bisa terhubung dengan pasien.
Terobosan Digital di Ranah Healthcare
Ada beberapa terobosan di ranah healthcare yang mulai umum digunakan:
1. Telekonsultasi
Sebelumnya banyak rumah sakit dan dokter yang enggan melakukan telekonsultasi karena mereka tidak bisa bertemu pasien langsung.
Di dunia kedokteran, ada istilahnya anamnesa, yang artinya pemeriksaan yang dilakukan dengan wawancara langsung pada pasien. Kata langsung sengaja ditebalkan karena saat wawancara, dokter bisa mendengarkan apa yang dikatakan pasien sambil mengobservasi pasien tersebut.
Ada beberapa kasus dimana penjelasan pasien tidak begitu jelas tapi karena dokter bisa observasi pasien langsung, dokter bisa menyarankan pemeriksaan lanjutan yang tepat atau bisa mendiagnosa dengan tepat.
Hal ini tentunya cukup sulit dilakukan apabila dokter tidak bertemu langsung dengan pasien. Lewat telekonsultasi, memang dokter bisa melihat pasiennya namun mereka tidak bisa observasi langsung.
Namun dengan kondisi sekarang, telekonsultasi menjadi opsi yang lebih disukai pasien. Media yang digunakan untuk telekonsultasi biasanya menggunakan aplikasi langsung, atau pakai Zoom atau Skype.
Dengan telekonsultasi, pasien bisa tetap terhubung dengan dokter yang selama ini ditemui.
Sedikit tips, telekonsultasi ini lebih enak digunakan untuk pasien yang ingin kontrol ke dokter yang selama ini ditemui. Jadi dokter tersebut sudah tahu riwayat medis pasien.
Untuk pasien yang baru pertama kali akan berobat, belum tahu diagnosanya apa, akan lebih baik untuk konsultasi langsung dahulu, baru untuk kontrolnya lewat telekonsultasi.
Kalau pasien mau telekonsultasi dengan dokter di Indonesia, sudah banyak aplikasi yang menyediakan fitur ini.
Sedangkan jika ingin konsultasi dengan dokter di Malaysia, pasien bisa kontak Medisata, bisa lewat website, www.medisata.com atau WA ke 0813-1441-6950.
Klik logo di bawah ini untuk berkunjung ke website www.medisata.com
Medisata adalah kantor perwakilan dari rumah sakit di Malaysia, termasuk rumah sakit di Penang (Island Hospital, Gleneagles Hospital Penang, Loh Guan Lye Specialist Centre, Mount Miriam Cancer Hospital, Pantai Hospital Penang, dll), Melaka (Mahkota Medical Centre dan Pantai Hospital Ayer Keroh), KL (Gleneagles Hospital Kuala Lumpur, Sunway Medical Centre, Institut Jantung Negara, dll) dan Johor (KPJ Johor dan Regency Specialist Hospital).
Selama masa pandemi ini, Medisata terus aktif membantu pasien agar tetap bisa kontrol ke dokter dengan cara telekonsultasi ini. Pasien cukup menginfokan dengan dokter mana mereka mau telekonsul dan pihak Medisata akan memberikan jadwal dokter telekonsul yang tersededia.
Sedang bagi pasien tetap ingin berobat ke Malaysia, pihak Medisata dapat membantu mengurus ijin ke rumah sakit dan pihak lainnya plus mengatur transportasi menuju ke sana.
Namun perlu diingat bahwa proses berobatnya akan lebih ribet dibandingkan sebelumnya dan pasien wajib menggunakan pesawat atau ferry charter untuk menuju Malaysia. Opsi yang lebih murah tentunya menggunakan charter ferry dari Batam.
2. Online booking appointment
Pemandangan antrian pasien di depan klinik dokter bukan sesuatu yang aneh dan hal ini terjadi dimana-mana. Salah satu terobosan digital di ranah healthcare adalah online booking appointment.
Sudah sejak lama banyak pihak yang mengusulkan baik ke rumah sakit maupun dokter untuk menggunakan sistem appointment agar pasien tidak perlu menunggu lama. Pasien cukup datang 10 – 15 menit sebelum waktu konsultasi.
Sistem antrian yang selama ini dipakai disebut sistem “first come first serve”. Jadi begitu pasien datang, mereka baru mendapatkan nomor antrian. Jika sudah banyak pasien yang menunggu sebelumnya maka waktu tunggu akan semakin lama. Kadang bisa satu jam atau lebih.
Lalu mengapa jika sistem appointment memang lebih bagus, sebelum pandemi COVI19, belum banyak rumah sakit yang menggunakan sistem ini?
Karena sistem ini kadang membuat dokter merasa terburu-buru saat menangani pasien. Ada pasien misal yang kontrol, tidak butuh waktu lama untuk konsultasi sedangkan pasien baru atau punya komplikasi tentunya butuh waktu konsultasi lebih lama.
Masalahnya dengan sistem appointment, waktu konsultasi per pasien sudah ditentukan.
Kemudian ada tantangan dimana kadang pasien telat datang di waktu appointment.
Mungkin inilah alasan yang membuat sistem appointment tidak begitu populer.
Di masa pandemi ini, orang tidak disarankan berkumpul apalagi di ruangan tertutup seperti di rumah sakit.
Untuk mengurangi kumpulan pasien yang antri di rumah sakit, selain menjaga jarak antara pasien yang satu dengan yang lainnya, tentunya sistem appointment ini menjadi hal penting sehingga pasien cukup datang di waktu appointment, konsultasi dengan dokter, lalu pulang.
Hal ini menjadi kabar baik bagi pasien yang tetap harus datang berobat ke rumah sakit di saat pandemic seperti ini.
Dan dengan adanya teknologi digital, pasien bisa booking appointment secara online. Cukup menggunakan aplikasi baik dari aplikasi dari rumah sakit atau aplikasi pihak ketiga.
3. Pesan Obat Online
Terobosan digital di ranah healthcare berikutnya adalah pemesanan obat secara online.
Sama sepeti di rumah sakit, di apotik juga sering terjadi penumpukan orang yang antri untuk menebus (beli) obat. Tentunya penumpukan semacam ini tidak boleh terjadi terutama saat pandemi seperti sekarang.
Jika hanya membeli obat umum sebenarnya tidak jadi masalah. Yang lama adalah jika pasien membeli obat racikan. Obat racikan tentunya butuh waktu lama karena apotekernya membutuhkan waktu untuk meracik obat sesuai petunjuk dokter.
Dengan banyaknya aplikasi untuk pemesanan obat sekarang, baik mau pesan obat umum maupun obat carikan, pasien dapat melakukan pesanan online, bayar, lalu obat akan dikirimkan ke rumah. Praktis sekali bukan?
Bahkan saat ini, mulai bermunculan aplikasi perbandingan total harga obat dari beberapa beberapa apotik sehingga pasien bisa mendapatkan harga terbaik. Jadi bukan cuma lebih praktis, pasien juga bisa lebih hemat.
Telekonsultasi, online booking appointment, dan pesan obat online merupakan milestone tersendiri. Kedepannya akan semakin banyak terobosan digital baru di ranah kesehatan yang membuat semua pihak seperti rumah sakit, dokter, dan tentunya pasien semakin lebih nyaman.