Saat kita memasuki website tertentu, pastinya data kita akan masuk ke dalam analitik mereka secara lengkap, termasuk usia, jenis kelamin, dari mana kita datang, dan kata kunci apa yang kita masukan untuk mengakses website tersebut jika didapatkan melalui mesin telusur seperti Google.

Namun sebelumnya, akan ada pop up yang muncul terlebih dahulu yang berisikan tentang “kebijakan cookie”, yang mana merupakan cara situs web dalam memberitahukan visitornya mengenai pelacakan tersebut.

Jika kamu merasa tidak keberatan, maka bisa memilih tombol “accept”, jika tidak pilih “not accept”. Di beberapa tempat mungkin memiliki istilah yang berbeda, tetapi secara fungsinya tetap sama.

Cara Membuat Halaman Cookies Policy Website

Cookie policy dari sebuah website biasanya memberitahukan kita mengenai data apa saja yang dikumpulkan (usia, jenis kelamin, dsb), untuk tujuan apa, berapa lama mereka aktif, dan dengan siapa data tersebut akan dibagikan.

Dengan adanya pop up tersebut, maka memungkinkan kita sebagai visitor memiliki fleksibilitas jika misalnya keberatan dengan data kita yang diambil oleh mereka.

Lantas, apa untungnya sebagai webmaster dalam memasang cookies policy? Bukankah lebih baik tidak usah diberikan fitur pilihan agar semua visitor bisa terdata secara penuh?

Nggak segampang itu kok! Karena sudah ada regulasi yang memerintahkan kita sebagai webmaster untuk memberikan pilihan halaman cookies policy tersebut bagi para visitor, terutama untuk warga Eropa.

Pentingnya Menggunakan Cookies Policy

Bisa disebut sebagai salah satu bagian terpenting dari penjelajahan kita di dunia online. Bagi para visitor, cookie akan memungkinkan situs web mengingat kita, login menjadi lebih gampang, loading menjadi lebih cepat, dan sebagainya.

Hanya saja, seringkali hacker dapat melacak kita melalui histori dan cookie tersebut, sehingga data kita pun rentan dicuri dan digunakan untuk hal-hal yang tidak-tidak.

Maka dari itulah, ada beberapa pengguna internet yang menghindari penggunaan cookie pada website tertentu, terlebih website baru yang belum dikenal baik oleh si visitor.

Nah, tugas kita sebagai webmaster memfasilitasi keinginan visitor website kita dengan opsi halaman cookies policy.

Tetapi secara garis besarnya, cookie sangatlah berperan penting terhadap tampilan dan interaktif sebuah website. Bahkan bisa dibilang bahwa e-commerce hampir mustahil untuk dilakukan tanpa adanya cookie, karena melibatkan login.

Coba saja kamu login di tokopedia dan hendak memesan sesuatu. Kemudian tepat sebelum pemesanan dilakukan, coba hapus histori dan non aktifkan cookie kamu, maka pasti kegiatan belanja kamu tidak bisa dilanjutkan, dan malah meminta kamu untuk login dan melakukan proses pemesanan dari awal.

Cara Menulis Dan Membuat Cookies Policy

Intinya, menonaktifkan cookie sih boleh-boleh saja jika hanya browsingan di internet tanpa harus login. Tetapi lain lagi urusannya jika berhadapan dengan situs-situs yang membutuhkan kita untuk login terlebih dahulu seperti facebook, twitter, dan e-commerce lainnya.

Cara Menulis dan Membuat Cookies Policy

Dikarenakan regulasi sekarang yang mengharuskan kita memuat halaman cookies policy, maka ada baiknya untuk mulai membuatnya secepat mungkin. Bahkan ada isu yang beredar bahwa pop up cookies policy ini menjadi salah satu sinyal dari SEO, karena mencerminkan transparansi dan kepercayaan.

Adapun caranya adalah sebagai berikut:

1. Tentukan Jenis Cookie yang Ingin Kamu Gunakan

Sejauh ini, ada 3 jenis cookie yang tersedia, yaitu persistent, session, dan third-party. Masing-masing dari cookie tentunya membawa fungsi dan misi yang berbeda.

Session cookie merupakan jenis cookie yang mampu mengingat segala macam aktivitas online kamu di internet. Kebanyakan session cookie digunakan oleh toko online, karena memungkinkan kamu untuk melakukan check-out kapanpun kamu inginkan, karena cookies akan terus mengikuti pergerakan kamu setiap waktu.

Sementara Persistent Cookie bekerja dengan cara melacak preferensi online yang telah kamu miliki sebelumnya. Misalnya, saat kamu mengunjungi sebuah situs web untuk pertama kalinya, maka akan masuk ke dalam pengaturan default. Akan tetapi jika kamu mempersonalisasinya agar situs web tersebut sesuai dengan preferensi kamu, maka persistent cookie-lah yang menjalani tugas tersebut.

Dengan kata lain, beginilah cara komputer kita dalam mengingat dan menyimpan informasi login kita, lengkap dengan pilihan bahasa, preferensi menu, bookmark internal, dan masih banyak lagi.

Lagi lagi dengan Third-party cookie, jenis pelacakan ini akan mengumpulkan data berdasarkan perilaku dari para visitor. Cookie ini bertugas dalam mengumpulkan informasi mengenai minat, lokasi, usia, dan tren pencarian.

2. Buat Desain Pop-up

Setelah memutuskan cookie mana yang ingin kamu pilih, maka selanjutnya bisa langsung mendesain popup untuk situs web yang tengah kamu jalankan, agar pengunjung tahu bahwa kamu mengumpulkan data mereka. Alhasil, mereka bisa memilih untuk menerima atau tidak.

Dengan begitu, kamu tidak bisa melacak informasi apapun dari visitor jika mereka menolak kebijakan cookie yang kamu buat. Selintas memang terlihat merugikan, akan tetapi bisa membangun kepercayaan antara kamu dan visitor dalam jangka panjang.

3. Berikan Informasi yang Jelas

Membuat pop-up dan menyediakan tombol “setuju atau tidak” saja tak cukup untuk dilakukan, karena masih belum memuat kebijakan yang berlaku. Kamu masih harus memasukan berbagai macam informasi penting di dalam pop up tersebut seperti:

  • Jenis cookie yang digunakan
  • Data apa saja yang dilacak
  • Berapa lama cookie akan berdiam diri di browser pengguna
  • Mengapa cookie tersebut kamu gunakan
  • Dimana dan dengan siapa data tersebut akan dibagikan
  • Cara menolak cookie dan mengubah pengaturan

Dengan begitu, visitor kita akan benar-benar melek informasi mengenai data-data yang kamu ambil dan tidak, berbahaya atau tidak, dan akan mendatangkan spam di kemudian hari ataupun tidak jika dijual.

Transparansi seperti ini tidak hanya akan menjadi sinyal di SEO, tapi juga bisa meningkatkan kepercayaan antara kamu dan visitor dari waktu ke waktu.

Apakah Cookie Benar-Benar Harus Dimuat di Website?

Secara singkatnya, YA! Bahkan menurut Directive, semua situs web harus memberikan halaman cookie policy kepada penggunanya tentang fakta bahwa mereka mensetting cookie di browser pengguna.

Sekarang tidak cukup hanya memberikan informasi bahwa website kamu menggunakan cookie, juga harus memberikan opsi kepada para visitor untuk bebas dalam memilih, apakah data mereka bisa dilacak atau tidak.

Undang-undang cookie sendiri masuk ke dalam undang-undang privasi yang mengharuskan situs web untuk mendapatkan persetujuan dari pengunjung itu sendiri. Apalagi di zaman sekarang yang kebanyakan orang melakukan browsing melalui ponsel mereka, yang mana memuat informasi paling krusial dan bersifat pribadi.

Memang sebagian besar cookie sangatlah aman, tetapi bukan berarti bebas dari hal-hal yang tak diinginkan, terutama jika pemilik website-nya adalah orang jahil nan pintar yang doyan mencuri data pribadi milik orang lain.

Tapi jika kamu memasukkan halaman cookie policy di website, maka itu bisa menjadi bukti bahwa kamu mencoba transparan dengan pengunjung kamu sehingga mereka pun akan aman saat berselancar di internet dan mengunjungi website kamu untuk kesekian kalinya.