Optimasi SEO memang berdampak besar bagi peringkat sebuah website pada hasil penelusuran mesin pencari (search engine) untuk kata kunci tertentu. Akan tetapi dibalik itu ada sebuah “senjata unik” sudah dipersiapkan sehingga patut dihindari pemilik website sejak dini. Sebagai mesin pencari terpopuler se-dunia, Google selalu ingin memberi layanan terbaik berupa hasil penelusuran kata kunci terakurat.

Oleh karena itu, Google terus mengembangkan dan memperbarui program berupa algoritma pencarian. Langkah demi langkah prosedur dan kalkulasi diterapkan oleh perusahaan raksasa internet tersebut untuk hasil penelusuran lebih akurat, relevan, berkualitas tinggi dan baru.

Hingga saat ini ada empat algoritma pencarian sudah dirilis resmi , yaitu Caffeine, Panda, Penguin, dan paling baru ditambahkan ke sistem adalah Hummingbird. Lalu, apa itu sebenarnya algoritma Google? Bagaimana cara kerjanya? Bagaimana mengoptimalkan semua perubahan agar berdampak positif ke website?

Apa itu Algoritma Google

Apa rahasia yang membuat Google tampil sebagai situs mesin pencari terpopuler? Ketepatan dan keakuratan hasil penelusuran merupakan kunci utama yang membuat pengguna internet jatuh hati. Demi mewujudkan hal tersebut, maka Algoritma  pencarian selalu diperbarui sehingga membatasi kehadiran website berkualitas rendah yang mengandung spam. Sistem ini sengaja diterapkan untuk memilih dan mengidentifikasi pencarian teratas menurut sejumlah faktor spesifik.

Algoritma terprogram, berjalan dan dimodifikasi oleh programmer. Segala sesuatunya setelah berhasil lolos tahap uji coba akan dipakai untuk mencari spider atau bot. Semua link yang berhasil ditemukan kemudian bakal ditelusuri oleh bot dan diikuti arah tujuannya. Ini termasuk pekerjaan utama bot untuk mengindeks apa yang ditemui kemudian menyimpan semua informasi dalam database virtual.

Pemilik website dan pakar SEO seringkali dibuat pusing oleh Google setiap kali mengumumkan perubahan. Mereka pun memilih bersiap-siap menghadang kemungkinan terburuk. Banyak “cerita horor” setiap kali terjadi perubahan algoritma pencarian. Google tak segan menghukum website yang ketahuan menjajal teknik SEO black hat dan posting artikel rendah kualitas.

Algoritma pencarian terbaru milik Google terkenal jahat membuang website cacat, meskipun pernah memperoleh peringkat terbaik sekalipun. Demi hasil penelusuran lebih akurat, Mesin pencari lebih menyukai website berisi konten berkualitas dan selalu mengikuti pedoman yang telah ditetapkan. Sejujurnya tidak mudah memprediksi perubahan sistem dan bagaimana dampak ke website. Oleh karena itu, lakukan persiapan awal sebelum serangan datang.

Jenis Algoritma Google 

Seperti tertulis pada paragraf sebelumnya, sejauh ini hanya ada empat perubahan algoritma yang dimulai dari Google Caffeine, Panda, Penguin, dan Hummingbird. Masing-masing mempunyai karakteristik berbeda demi memperlihatkan hasil penelusuran akurat bebas spam.

1. Apa itu Algoritma Google Caffeine

Caffeine resmi dirilis pada 2009 silam yang bertujuan mengamati struktur arsitektur website pada indeks mereka dan begitu juga website yang belum dijamah. Faktor infrastruktur website disertakan ke dalam penentuan peringkat dan ini mempermudah Google untuk memperbarui indeks pencarian agar lebih dinamis dan organisir saat menentukan katalog jutaan tautan (link) pada database mereka.

2. Apa itu Algoritma Google Panda

Selang dua tahun kemudian setelah Caffeine, tepatnya 2011, Google kembali merilis perubahan bernama Panda. Adapun tujuan utamanya yaitu menghukum website sebanyak mungkin yang doyan merilis konten berkualitas rendah. Pada masa ini konten berkualitas dianggap sebagai raja, bahkan berperan sentral dalam analisis dan evaluasi website.

Pada perilisan perdana, Panda mengevaluasi indeks milik Google dan mencari website yang mengandung duplikat konten, pemasangan iklan memberatkan serta beragam teknik berbahaya kaya spam ala black-hat SEO. Untungnya semua website yang dihukum punya kesempatan kedua untuk memperbaiki kesalahan, tetapi menulis ulang artikel yang dianggap konten kualitas rendah justru tak menyelesaikan masalah.

3. Apa itu Algoritma Google Penguin

sai mengidentifikasi dan menghukum website berkonten kualitas rendah, inilah waktu tepat bagi Google lebih fokus dan memperbaiki kesalahan penerapan SEO. Sistem baru akhirnya diperkenalkan kembali setahun usai perilisan Panda, tepatnya 2012 silam, kali ini mengusung nama hewan Penguin. Adapun tujuan utama yaitu meregulasi website spam atau optimasi berlebih.

Penguin turut mengincar situs yang melakukan keyword stuffing dan segala perbuatan berhubungan langsung dengan black-hat SEO. Di sisi berbeda update ini justru menghadiahi website yang mengusung white-hat SEO dan diperkaya konten berkualitas tinggi yang disukai pembaca.

Penguin versi perdana membidik website yang memanipulasi tautan agar memperoleh lebih banyak trafik. Penguin juga menghukum website yang mengandung tautan tidak relevan sesuai niche atau industri. Versi terbaru penguin yaitu mencari lebih banyak website spam dan taktik membangun tautan mencurigakan seperti beli tautan untuk menarik lebih banyak trafik natural.

4. Apa itu Algoritma Google Hummingbird? 

Google pertama kali merilis Hummingbird pada ulang tahun ke-15, tepatnya September 2013 silam, bertujuan mencari website yang mengedepankan kecepatan dan ketepatan. Awalnya perilisan Hummingbird dijadwalkan pada Agustus, namun dibatalkan sehingga baru resmi berjalan sehari sebelum ulang tahun Google ke-15 yang jatuh pada tanggal 27 September.

Apa yang membuat Hummingbird berbeda dari versi terdahulu? Algoritma ini memungkinkan Google menyegarkan kembali indeks dan mesin pencari buatan mereka. Tak hanya itu, mereka turut menyimpan beragam elemen penting milik algoritma pencarian versi terdahulu. Bisa dikatakan bahwa Hummingbird jauh lebih lengkap.

Penerapan Hummingbird untuk pertama kali ternyata berdampak besar bagi 90 persen pencarian yang sudah disusun sebelumnya. Akan tetapi Hummingbird dirancang untuk sistem pencarian lebih mutakhir, sebagai contoh memakai layanan Voice dalam pencarian kata kunci tertentu tanpa perlu mengetik di layar atau keyboard. Ini salah satu perkembangan terbaru dari algoritma versi anyar, Google pun terus berusaha menguji sistem pencarian anyar.

Patuhi Aturan Tanpa Melawan Algoritma Google

Perubahan algoritma pencarian milik Google seringkali dianggap ancaman terbesar bagi pemilik website. Sejumlah pakar SEO mengatakan tak perlu khawatir selama menaati aturan berlaku dari Google. Demi hasil penelusuran lebih akurat, relevan dan segar, maka sistem  terus diperbarui dan dikembangkan. Adapun target utama yaitu menampilkan jawaban paling relevan dan cepat usai mengajukan pertanyaan.

Google bakal selalu merilis algoritma terbaru sehingga pemilik website tidak cepat berpuas diri meskipun sudah berada di peringkat teratas dan banjir trafik pengunjung. Pemilik harus terus bekerja mengoptimalkan website dengan teknik sah dan selalu memposting konten relevan agar terhindar hukuman dari perubahan algoritma.

Setiap kali terjadi perubahan atau update, maka berdampak luas pada semua server Google di berbagai negara. Oleh karena itu metode SEO cenderung sama, begitu pula dalam merasakan dampak hebatnya, meskipun itu baik atau buruk. Perubahan algoritma turut dianggap tantangan bagi penggila SEO untuk menaklukkan penetapan aturan baru mengenai peringkat hasil penelusuran.

Sampai saat ini Google masih belum merilis nama untuk jenis algoritma terbaru melainkan sejumlah update minor untuk Hummingbird. Kini cara penelusuran kata kunci jauh lebih kaya dan atraktif, apalagi semakin menyesuaikan perkembangan teknologi mutakhir perangkat smartphone. Hasil penelusuran semakin berbobot dan minim website spam tak berguna.

Perubahan Update Algoritma Google Terbaru

Google saat ini dikenal sebagai situs mesin pencari (search engine) terkemuka di dunia. Ratusan juta orang setiap hari mengakses google untuk mencari dokumen atau sekedar update informasi. Perusahaan yang bermarkas di Mountain View, USA, ini terus memperbarui update algoritma google demi memenuhi kebutuhan pengguna memperoleh hasil penelusuran akurat. Sejauh ini, ada tiga nama sudah mengudara dalam beberapa tahun terakhir yakni Google PandaGoogle Penguin dan Google Hummingbird.

Pemilik website atau webmaster harus menganggap situs mesin pencari sebagai sahabat baik, sayangnya hubungan kedua pihak seringkali diwarnai kejutan penuh suka duka. Google paling hobi memperbarui algoritma, mulai dari penyegaran data bersifat minor hingga penerapan update yang bersifat cabang dan berfungsi terpisah (independen) dari algoritma inti.

Perubahan Algoritma Google Panda

Menurut seorang perwakilan Google, yakni Gary Illyes, Google Panda yang selama ini dikenal sebagai algoritma cabang, kini sudah terintegrasi ke algoritma inti andalan Google. Dengannya sekaligus mengkonfirmasi bahwa Google Panda selama beberapa tahun terakhir dipersiapkan oleh Google sebagai update jangka panjang. Hal ini menimbulkan banyak tanda tanya plus minim jawaban di kalangan webmaster dan penggila SEO.

Banyak pihak bertanya, kapan integrasi tersebut mulai terlaksana? Sejak kapan google Panda resmi berhenti memperbarui algoritma? Dan paling penting, apakah integrasi tersebut penyebab utama perubahan hasil penelusuran pada awal tahun 2016. Semua pertanyaan itu belum dijawab secara diplomatis oleh perwakilan Google, sehingga muncul sejumlah spekulasi tak pasti.

Walaupun Google Panda terintegrasi ke algoritma inti milik Google pada saat memperoleh update algoritma google di waktu sama, justru terjadinya perubahan hasil penelusuran awal 2016 tidak ada sangkut paut kehadiran google Panda. John Mueller justru meyakinkan webmaster tak perlu hirau berlebihan terhadap Google Panda, kini efeknya tidak begitu ganas dibandingkan pertama kali rilis. Sementara itu Gary Illyes menyebut integrasi google Panda baru tidak memberi dampak perbedaan mencolok.

Dengan demikian bisa diketahui bahwa integrasi google Panda ke algoritma inti Google bukan faktor penyebab perubahan dari hasil penelusuran. Begitu pula dengan Google Penguin yang dipastikan tidak turut terlibat. Sebenarnya apa yang terjadi pada inti mesin pencari milik Google? Perubahan hasil data memang sedikit membingungkan, tetapi itu jelas algoritma baru.

Hingga saat ini masih belum ada satupun petunjuk untuk mengklarifikasi makna dan jangkauan dari update terbaru. Perubahan telah terjadi untuk hasil penelusuran melalui perangkat desktop dan mobile. Masih belum ada indikator kuat yang menjadi penanggung jawab utama dari perubahan tersebut.

Perubahan Algoritma Google Penguin

Google langsung menyambut tahun 2016 dengan mempersembahkan algoritma baru. Dari situlah terjadi perubahan cukup besar pada peringkat hasil penelusuran sehingga mencuri perhatian komunitas penggila SEO. Mereka pun bertanya-tanya, apakah Google merilis update Google Penguin? Panda? Atau cabang baru? Ternyata tak ada satupun kemungkinan muncul, sebaliknya Google mengusung perubahan signifikan ke dalam algoritma intinya.

Sebelum memasuki tahun baru, Google lebih banyak mengandalkan Google Panda dan Penguin. Kedua cabang algoritma tersebut mulai meramaikan layanan mesin pencari mulai tahun 2011 dan 2012. Mereka menjadi andalan utama, sering memperoleh penyegaran dan pembaruan dalam beberapa tahun belakangan. Setiap kali terjadi perubahan pada hasil penelusuran, para webmaster dan pecinta SEO langsung melirik Google Panda serta Penguin sebagai pelaku utama.

Penguin sudah lama tidak memperoleh update mayor sejak 2014 silam. Perubahan algoritma google terbaru pada 2016 ini membuat banyak pihak menuding bahwa Google telah memperbarui program hewan penghuni kutub utara tersebut. Seolah membantah pernyataan sejumlah pihak, John Mueller selaku perwakilan Google telah mengkonfirmasi bahwa itu bukan update google Penguin, namun membenarkan terjadi perubahan algoritma pencarian.

Perubahan Algoritma Google Hummingbird

Bagaimana dengan google Hummingbird? Sejak perilisan September 2013 silam, algoritma terprogram untuk menyusun daftar pencarian lebih tepat dan cepat. Meski memperoleh pembaruan secara berkala, banyak pihak tidak melirik sedikitpun Google Hummingbird sebagai si biang kerok. Mengapa demikian? Seperti diketahui, susunan Google Hummingbird lebih banyak menyoroti setiap kata dalam sebuah pertanyaan, yakni memastikan keseluruhan pertanyaan seperti kalimat, percakapan atau makna ikut masuk hitungan ketimbang kata-kata tertentu saja.

Adapun tujuan utama yaitu mencocokkan halaman dengan makna jauh lebih baik ketimbang mencocokkan sedikit kata. Pada intinya, Hummingbird sengaja dirancang untuk menerapkan sebuah teknologi yang bisa menjawab pertanyaan dan makna berdasarkan ratusan miliar halaman website tersimpan di database. Dengan demikian bisa dipastikan bahwa tak ada keterlibatan dari algoritma Hummingbird.

Update Algoritma Google Tanpa Nama

Dua orang perwakilan Google telah resmi mengkonfirmasi adanya perubahan algoritma google terbaru, tetapi sampai detik ini masih belum ada penetapan nama atau penjelasan secara signifikan dari perubahan inti algoritma tersebut. Lalu, apa kesimpulan yang bisa diperoleh dari semua ini? Bisa dikatakan bahwa perubahan tidak terkait google Panda atau google Penguin, malahan berita mengejutkan justru google Panda sudah menjadi bagian dari inti perubahan algoritma Google terbaru.

Apabila diperhatikan secara seksama perubahan hasil penelusuran dari update algoritma tanpa nama ini, tampaknya kualitas konten jadi sorotan utama termasuk penyertaan video dan gambar, tingkat detil dan tanggal rilis. Update terbaru mungkin saja berkaitan pencarian semantik dan maksud utama yang tengah dicari oleh si pengguna. Update kemungkinan turut menyertakan komponen manual.

Tips Mengatasi Update Algoritma Google

Menarik sekali menyimak perubahan algoritma google terbaru pada tahun 2016 ini, tentu banyak hal mengejutkan akan dilakukan Google sebagaimana diprediksi oleh sejumlah pengamat SEO. Apakah itu?

1. Pemeriksaan konten web sekejap mata. Bertahun-tahun Google bertapa mencari racikan formula tepat yang memungkinkan bot atau spider memeriksa konten web secara otomatis dan sekejap mata. Tampaknya racikan sudah siap diaplikasi, paling cepat hadir tahun ini atau tertunda hingga 2017/2018.

2. Penyempurnaan pengecekan backlink. Google semakin pintar mengecek backlink, khususnya menyasar tautan tak alami menuju website tertarget. Dengan kata lain, website kaya kandungan backlink spam harus waspada terhadap inspeksi mendadak Google yang mungkin saja menjatuhi hukuman fatal.

3. Peningkatan standar konten. Pada 2010 silam, sebuah artikel web dianggap baik untuk SEO jika memiliki 500 kata. Angka tersebut naik menjadi 750 kata pada 2012, kemudian meningkat drastis hingga 1000 kata pada 2015. Hal tersebut kemungkinan terus berjalan pada tahun ini, tetapi tak menutup kemungkinan artikel web dengan minim kata tetap meraih peringkat bagus. Akan tetapi Google justru lebih menyukai artikel yang menyiratkan informasi detil.

4. Makin sulit menaklukkan SEO. Dari tahun ke tahun Google terus memperbarui algoritma sehingga lebih rumit ditembus para webmaster yang ingin meraih peringkat teratas dalam waktu sekejap. Makin lama membangun sebuah website dan memperoleh kepercayaan penuh, sebaliknya potensi sandbox semakin mengancam. Agar mudah lepas dari hadangan Google, webmaster perlu meriset, susun rencana dan kesabaran mengeksekusi.

5. Pada akhirnya, sulit menebak rencana spesifik Google meskipun kabar angin menyebut bakal terjadi perubahan algoritma google sebanyak 400 kali pada 2016. Semua bakal terlaksana secara diam-diam, tak jauh berbeda seperti tahun sebelumnya. Intinya, tetap fokus membangun website dan terus berada di jalan kesukaan Google. Mulai sekarang belajarlah untuk menjauhi godaan black hat SEO.